Suatu hari, beliau pergi ke pasar dengan membawa beberapa keeping dirham untuk membeli sedikit makanan. Tanpa diduga, ada seorang pencuri yang mencuri dirham-dirham itu. Orang-orang yang mengenal ‘Abdullah ibn Mas’ud lalu mendoakan kesialan untuk pencuri itu. Namun beliau justru mengatakan : “Kalian jangan mendoakan kesialan untuknya. Akulah pemilik dirham-dirham itu, aku akan berdoa untuknya, dan harap kalian mau mengaminkan doaku…”
Beliau kemudian berdoa : “Ya Allah ! Bila engkau mengetahui bahwa orang yang mencuri dirhamku adalah orang berhajat padanya, maka berkahilah ia dengan dirham itu, dan bila Engkau mengetahui bahwa ia sebenarnya tidak berhajat padanya, maka Ya Allah ! Jadikanlah ini sebagai kemaksiatan terakhir yang ia lakukan dalam hidupnya.” ( Wa ‘akhlish Al ‘Amal, hal.91 )
Demikianlah tutur kata dari sebuah hati yang bersih. Dan itulah sumber dari segala ketenangan jiwa. Menyerahkan semuanya pada ketetapan Allah Ta’ala. Sebab “yang terbaik adalah apa yang dipilihkan oleh Allah untuk kita”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar