Bissmillah…
Kita, manusia dan makhluk bernafas lainnya menghirup udara yang terdiri dari oksigen dan nitrogen.
Selanjutnya di bagian alveoli dari paru-paru, darah kita hanya mengambil
oksigen. Gas-gas lain semisal nitrogen, CO2, dan lainnya dibuang
melalui hembusan nafas. Walaupun tetap ada nitrogen yang terlarut di
darah tidak akan bereaksi karena sifat N2 yang inert/sulit bereaksi.
Sahabat, pernahkah kita mencoba menanyakan harga oksigen di apotik? Jika belum tahu, Rp 25.000/ltr.
Dan pernahkah kita menanyakan harga nitrogen di apotik? Jika belum tahu, Rp 9.950/ltr.
Taukah bahwa dalam sehari manusia menghirup 2,880 liter oksigen & 11,376 liter nitrogen? So, mari sedikit bermatematis!
2,880 x Rp 25.000 = Rp 72.000.000,-
11,376 x Rp 9,950 = Rp 113.191.200,-
Jadi total biaya untuk bernafas 1 hari adalah Rp 72.000.000 + Rp 113.191.200 = Rp 185.191.200,-
Kalau sebulan, 30 x Rp 185.191.200 = Rp 5.555.736.000,-
Kalau per satu tahun adalah, 365 hari x Rp 185.191.200 = Rp 67.594.788.000,-
Jadi jika kita hargai dengan rupiah, maka oksigen & nitrogen yang
kita hirup mencapai Rp 185 juta/hari, Rp 5,5 milyar/bulan dan Rp 67,5
milyar/tahun.
Coba tanyakan pada diri kita masing-masing, sudah berapa lamakah kita
hidup di bumi Allah ini, dan berapakah biaya yang harus kita keluarkan
untuk membayar oksigen yang sudah kita hirup?
Sungguh… manusia pada hakekatnya lemah, tidaklah layak berlaku
sombong. Orang yang paling kaya sekalipun tidak akan sanggup membiayai
napas hidupnya.
Baru dihitung dari biaya napas, belum biaya-biaya yang lainnya.
MASIHKAH KITA BELUM MAU BERSYUKUR?
Sungguh Allah Maha Pemurah atas segala karunia-Nya, tak terkecuali nikmat udara yang kita hirup setiap detiknya.
Untuk semua itu Allah hanya mewajibkan kita membayar zakat setiap tahunnya, dan itupun masih banyak manusia yang mengingkarinya.
“Dan jika kamu menghitung hitung nikmat Allah niscaya kamu tidak
dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”
(QS.An-Nahl:16-18)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar