Shuhaib bin Sinan bin Malik lebih dikenal dengan nama Shuhaib Ar-Rumi.
la turut hijrah bersama Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a ke Medinah.
Mereka berhijrah secara diam-diam karena orang-orang Quraisy tidak akan
membiarkan Muhammad dan kaum muslimin meninggalkan kota Mekah.
Meskipun demikian, ternyata rencana mereka telah diketahui oleh para
musuh Allah. Mereka pun mengatur sebuah perangkap untuk mencegah
perjalanan ketiga orang mulia tersebut.
Atas izin Allah SWT, Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a berhasil lolos
dari jebakan mereka. Namun, tidak bagi Shuhaib. Ia tidak berhasil
meloloskan diri dari kepungan orang-orang jahiliah tersebut.
Ketika orang-orang musyrik yang mengepungnya lengah, ia segera memacu
untanya agar berlari kencang. Pemburu-pemburu Quraisy segera mengejarnya
dan berhasil menghentikan Shuhaib di tengah-tengah padang pasir yang
luas.
Pemburu-pemburu Ouraisy menatap Shuhaib dengan
beringas seperti tidak sabar ingin membunuhnya. Shuhaib sendiri ingin
segera menyusul Rasulullah saw dan Abu Bakar r.a untuk hijrah ke
Medinah. Mereka sudah siap dengan senjatanya masing-masing, termasuk
shuhaib yang telah memasang anak panah di busurnya.
Dalam situasi yang tegang itu Shuhaib menggertak mereka, "Hai
orang-orang kafir Quraisy! Kalian sudah mengetahui bahwa aku adalah ahli
panah yang mahir. Demi Allah! Kalian semua akan mati oleh anak panah
dalam kantong ini sebelum kalian berhasil mendekatiku. Setelah itu
pedang ini akan kugunakan untuk menebas kalian! Sampai semua senjata di
tanganku habis!"
Nyali para pemburu beringas itu ciut mendengar ancaman Shuhaib. Namun, mereka tidak mengurungkan niatnya untuk membunuh Shuhaib.
Akhirnya, Shuhaib mengajukan penawaran kepada mereka, "Kalau kalian
setuju, akan saya tunjukkan tempat penyimpanan hartaku. Kalian boleh
memilikinya asalkan aku dibiarkan berhijrah ke Yastrib (Medinah)!"
Tawaran itu menarik hati para pemburu Quraisy. Mereka berkata, "Dulu
kamu hanyalah seorang yang miskin dan papa. Sekarang hartamu banyak dan
melimpah ruah. Tunjukkanlah di mana hartamu disimpan?"
Shuhaib pun menunjukkan tempat harta
bendanya disembunyikan. Para pemburu Quraisy langsung bertolak kembali
ke Mekah dan menguras harta simpanan Shuhaib. Mereka membiarkan Shuhaib
berhijrah ke Medinah.
Shuhaib bin Sinan melanjutkan perjalanannya ke Yastrib. Setelah melalui
padang pasir yang luas dan gersang, akhirnya Allah SWT memperkenankan
dirinya bertemu dengan kekasih tercinta, Rasulullah saw, di Quba.
Ia mengucapkan salam kepada Rasulullah saw dan para sahabat yang
mengelilingi beliau. Melihat Shuhaib bin Sinan datang, Rasulullah saw.
menyambutnya dengan ceria. Beliau bersabda kepadanya, "Beruntunglah
perniagaanmu, hai Abu Yahya!"
Shuhaib bersyukur dengan doa Rasulullah saw tersebut meskipun ia heran
dikatakan beruntung karena hasil jerih payah perdagangannya sudah habis
diberikan kepada musyrikin Quraisy. Yang tinggal pada dirinya hanya iman dan kecintaannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pengorbanan Shuhaib mendapat pujian dari Allah SWT sehingga turunlah ayat sebagai berikut,
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَشۡرِى نَفۡسَهُ ٱبۡتِغَآءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ (٢٠٧)
"Dan
di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya untuk mencari
keridaan Allah. Dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya." (QS Al-Baqarah [2]: 207)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar